Kamis, 16 Oktober 2014

AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL



AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL

A.  Fungsi Agama dalam Kehidupan.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang Maha Kuasa (adi kodrati) menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan manusia baik dalam kehidupan individu, masyarakat, material, spritual, duniawi, ukhrawi.
1.    Fungsi agama dalam kehidupan individu.
a.    Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
Dalam ajaran agama terdapat nilai-nilai bagi kehidupan manusia yang di jadikan acuan dan sekaligus sebagai petunjuk.
Sebagian petunjuk agama menjadi kerangka acuan dalam berfikir, bersikap dan berperilaku agar sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.[1]
b.    Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi.
Manusia memerlukan kebutuhan hidup seperti makan, pakaian, istirahat dan seks sampai kebutuhan psikis, keamanan, ketentraman, persahabatan, penghargaan dan kasih sayang, maka seseorang akan memuaskan kebutuhan tersebut tapi apabila tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kekecewaan yang tidak menyenangkan, kondisi atau keadaan yang disebut frustasi.
c.    Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitan agama ada 2 yaitu ketakutan yang tidak ada objek dan ketakutan yang mempunyai objek.[2]
d.   Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
Agama mampu memberikan kesukaran intelektual-kognitif, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologis, yaitu oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan yaitu dari mana manusia datang dan apa tujuan hidup, dan mengapa manusia ada dan kemana manusia kembali setelah mati.
2.    Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat.
     Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
a.    Berfungsi edukatif.
b.    Berfungsi penyelamat.
c.    Berfungsi sebagai perdamaian.
d.   Berfungsi sebagai social control.
e.    Berfungsi sebagai pemupuk solidaritas.
f.     Berfungsi tranformatif.
g.    Berfungsi kreatif.
3.    Fungsi agama dalam menghadapi krisis modernisasi.
     Secara historis, modernisasi merupakan perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau masyarakat pramodern. Proses perubahan itu didorong oleh berbagai usaha masyarakat dalam memperjuangankan harapan dan cita-citanya, yaitu perubahan hidup lebih baik. Karekteristik yang umum dari modernisasi adalah menyangkut berbagai bidang tradisi sosial kemasyarakatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kependudukan dan mobilitas sosial. Dominasi tradisi yang ada pada masa tradisional yang selalu bernilai positif dan diterima masyarakat kian terpinggir akibatnya masyarakat modern mengalami berbagai krisis, untuk mengatasi krisis tersebut agama sangatlah berperan penting dalam halnya sebagaimana ada pepatah mengatakan islam itu tidak ketinggalan zaman tetapi mengikuti zaman.[3]
a.    Agama berfungsi untuk mengatasi krisis spiritual.
     Menurut kamarudin hidayat, bahwa salah satu puncaknya rasionalisme dan teknologi di zaman modern ini adalah persepsi dan apresiasi tentang tuhan dan kebutuhan tidak lagi mendapat tempat yang hormat, nilai-nilai spiritual telah lenyap dari manusia modern.
     Jadi dalam pengamalan agama dalam konteks ini berfungsi menggerakan manusia dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki. Untuk meningkat kan kebahagiaan dapat di lakukan dengan membangun pola hidup yang berorientasi kepada rohani atau spiritual  dan melepaskan pandangan keduniaan  yang serba benda dalam pandangan sufisme hidup demikian dinamakan zuhud.[4]
4.    Fungsi agama dalam pembangunan.
          Mukhti Ali mengemukakan peranan agama dalam pembangunan adalah:
a.    Sebagai ethos.
b.    Sebagai motivasi.

B.  Agama Sebagai Therapy Terhadap Gangguan Kejiwaan.
Agama sebagai terapi kesehatan mental dalam islam sudah ditunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat Al-Quran, di antaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan adalah:
1.    Q.S An-Nahl 16:97.
ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhŠsÛ ( ó
Oßg¨YtƒÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÒÐÈ

“Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.[5]

Terapi ialah usaha penaggulangan suatu penyakit atau gejala yang ada dalam diri makhluk hidup.
1.    Bentuk-bentuk Terapi.
Terapi bermacam bentuk ada yang secara lisan yaitu dengan diberi norma-norma agama, ada pula berbentuk seperti pijat, dan operasi.
Pendekatan terapi keagamaan ini dapat dirujuk dari informasi Al-Qur’an sendiri sebagai kitab suci. Diantara konsep terapi gangguan mental ini adalah pernyataan Allah: dalam surat Yunus.

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur
tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Artinya:
Wahai manusia, sesungguhnya sudah datang dari Tuhanmu al-Qur’an yang mengandung pengajaran, penawar bagi penyakit batin (jiwa), tuntunan serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S Yunus: 57).[6]

C.  Peranan Agama Dalam Pembinaan Mental.
Ada beberapa peranan pendidikan agama dalam kesehatan mental, yaitu:
1.    Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup.
2.    Ajaran agama sebagai penolong dalam kesukaran hidup.
3.    Aturan agama dapat menentramkan batin.
4.    Ajaran agama sebagai pengendali moral.
5.    Agama dapat menjadi therapi jiwa.


[1] Abdul Mujib, Fitra dan Keperibadian Sebuah Pendekatan Psikologi, (Tesis Pandangaan Fakultas Pascasarjana IAIN  Imam Bonjol Padang, 1998), h. 24
[2] Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, Suatu Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta: Rajawali,1985), h. 95
[3] Sayit Husein Naser, Tasawuf Dulu dan Sekarang, Terjemahan Abdul Hadi, (Jakarta: Pustaka Pirdaus 1994), h. 34
[4] Ibid., h. 45
[5] Q.S An-Nahl 16:97
[6] Q.S Yunus 10:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar